Posted by : Unknown

Pernahkah engkau merasakan cinta yang sangat dalam dan kebencian yang sangat besar dalam waktu yang bersamaan?
Aku pernah membaca kisah seorang pemuda yang berhari-hari hidup dalam kemurungan karena mengalami hal tersebut.
Dia ingin pergi sejauh mungkin dari kampung halamannya, dan membuang semua rasa sakit atas cintanya yang tak sampai.
Dia ingin meninggalkan semua kenangan tentang perempuan yang tak bisa menjadi miliknya.
Dia sangat benci terhadap dirinya sendiri yang merasa gagal karena tak bisa menyelematkan cintanya, akibat perjodohan yang telah ditetapkan orangtua gadis itu dengan pemuda lain yang lebih berilmu, lebih berpendidikan, dan lebih terpandang derajatnya.

Jika engkau mengalami hal serupa dengan kisah pemuda itu, apa yang akan engkau lakukan?
Apakah akan melakukan hal yang sama dengan menghabiskan hari-harimu dalam kemurungan?
Sebaiknya jangan lakukan itu.
Bumi ini luas dan begitu banyak ilmu yang bertebaran dari orang-orang yang menghuninya. Sebaiknya belajarlah dari mereka tentang cinta.

Untuk urusan ini, kusarankan jangan belajar pada pemuda yang ada dalam kisah itu.
Dia seorang pelaut, tepatnya pelaut bugis.
Menurutku dia sendiri tak tau bagaimana menyikapi cintanya dengan baik.
Tapi kalau engkau tetap bersikeras belajar padanya, maka yang kau temukan hanyalah kekecewaan karena ternyata dirinya hampir mati melarutkan diri dalam perasaan itu. Berhari-hari dia tak makan dan tidak tidur, dia hanya terus duduk murung menatap lautan dan membiarkan dirinya terjebak dalam perasan yang terkuras habis.

Mungkin sebaiknya kamu bisa belajar dari seorang ulama masyhur tanah bugis yang kukenal.
Dia akan menjelaskan bagaimana menyikapi cinta dalam kalimat-kalimat sederhana yang mudah dipahami.
Pernah kutanyakan padanya tentang bagaimana sebaiknya menyikapi kehilangan harapan atas cinta sejati.
Betapa bijaknya dia menjelaskan apa itu cinta sejati.
Dia mengatakan begini: Bagi orang yang yang terpagut harapan, terjerat keinginan memiliki, dan terperangkap kehilangan seseorang yang disayangi, maka cinta sejati adalah "melepaskan". Menurutnya, semakin sejati perasaan kita pada seseorang maka semakin tulus kita melepaskannya.


Para pencinta mungkin akan protes dengan penjelasan itu "bagaimana bisa dikatakan cinta sejati tapi justru melepaskannya?"
Tapi menurut ulama masyhur tanah bugis itu, bahwa itulah rumus terbalik yang tidak pernah bahkan sulit dipahami oleh para pencinta.
Lepaskanlah, mungkin besok lusa jika dia adalah cinta sejatimu maka dia pasti akan kembali dengan cara yang mengagumkan, Jika dia tak kembali, maka sederhana jadinya, bahwa dia bukan cinta sejatimu.
Akan ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita.

Luar biasa pelajaran cinta yang diberikan ulama ini. Baginya tidak mengapa jika ada kecewa, menangis tergugu karena kehilangan harapan dan cinta, tapi jangan berlebihan sampai merusak diri sendiri, karena menurutnya cinta yang baik itu selalu mengajari kau agar menjaga diri.

Maka kendalikanlah harapan dan keinginan yang kita miliki, karena sekali saja kita bisa mengendalikannya, maka sebesar apapun wujud kehilangan, kita akan siap menghadapinya, siap menghadapi kenyataan apapun.


*Coretan kecil setelah membaca karya Tere Liye "Rindu"








- Copyright © Atika Rusli - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -